Dalam beberapa dekade terakhir, sampah plastik telah menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap ekosistem laut dan kesehatan manusia. Diperkirakan lebih dari 8 juta ton sampah plastik masuk ke lautan setiap tahunnya. Plastik-plastik ini tidak hanya mengotori pantai dan permukaan laut, tetapi juga masuk ke dalam rantai makanan, dimulai dari hewan laut seperti ikan, hingga akhirnya berujung pada piring makan manusia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sampah plastik dapat mengganggu sistem pencernaan ikan, dan pada akhirnya membawa risiko kesehatan bagi manusia yang mengonsumsi ikan tersebut.
Mikroplastik dan Perjalanannya di Laut
Sampah plastik yang dibuang ke laut tidak langsung hancur. Plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami. Namun, selama proses tersebut, plastik akan mengalami fragmentasi menjadi partikel-partikel kecil yang disebut mikroplastik (berukuran kurang dari 5 mm). Mikroplastik ini dapat berasal dari kantong plastik, botol minuman, sedotan, hingga pakaian sintetis yang dicuci.
Mikroplastik yang mengapung di laut sering kali disalahartikan sebagai makanan oleh ikan, plankton, krustasea, dan berbagai organisme laut lainnya. Karena ukurannya yang kecil dan tidak memiliki bau yang menyengat, mikroplastik ini mudah tertelan oleh hewan laut.
artikel lain : Stunting Masih Jadi Prioritas Nasional 2023
Dampak pada Sistem Pencernaan Ikan
Saat ikan menelan mikroplastik, partikel tersebut dapat tersangkut di saluran pencernaan, menyebabkan iritasi, luka, peradangan, hingga gangguan penyerapan nutrisi. Beberapa studi menemukan bahwa ikan yang mengonsumsi mikroplastik mengalami penurunan berat badan, gangguan metabolisme, dan perilaku makan yang abnormal.
Selain itu, plastik juga berfungsi sebagai “magnet” bagi zat kimia berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik persisten. Ketika plastik ini tertelan, zat beracun tersebut ikut masuk ke tubuh ikan dan dapat berpindah ke jaringan tubuh seperti hati dan otot. Ini tentu menjadi masalah serius, karena bagian tubuh tersebut sering dikonsumsi manusia.
Dampak Tidak Langsung ke Manusia
Manusia adalah bagian akhir dari rantai makanan. Konsumsi ikan dan makanan laut lainnya yang telah tercemar mikroplastik berarti manusia juga ikut menelan partikel plastik dan racun yang menempel padanya. Penelitian yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia, menemukan jejak mikroplastik dalam saluran pencernaan manusia, bahkan dalam feses.
Beberapa risiko kesehatan yang dikaitkan dengan akumulasi mikroplastik dalam tubuh manusia antara lain:
- Gangguan hormonal akibat zat aditif plastik seperti BPA (Bisphenol-A)
- Peradangan kronis dalam saluran pencernaan
- Penurunan sistem imun
- Potensi kanker akibat paparan zat kimia berbahaya yang menumpuk dalam waktu lama
Meski dampak jangka panjang pada manusia masih terus diteliti, para ilmuwan sepakat bahwa kehadiran mikroplastik dalam tubuh bukanlah hal yang bisa diabaikan.
Kondisi di Indonesia
Sebagai negara kepulauan dan salah satu penyumbang sampah plastik laut terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan serius. Sungai-sungai besar di kota-kota padat penduduk seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan sering kali menjadi jalur utama pembuangan sampah plastik ke laut.
Ironisnya, banyak masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari laut juga menjadi korban dari polusi ini. Ikan-ikan tangkapan mereka semakin sulit ditemukan atau kualitasnya menurun. Pada saat yang sama, masyarakat masih banyak yang belum sadar akan bahaya plastik sekali pakai.
Solusi dan Harapan
Masalah sampah plastik adalah masalah sistemik yang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak: pemerintah, industri, masyarakat, dan komunitas global. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi dampaknya antara lain:
- Mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, seperti kantong belanja, sedotan, dan kemasan makanan.
- Meningkatkan sistem pengelolaan sampah, termasuk daur ulang dan edukasi masyarakat.
- Mendukung inovasi bahan ramah lingkungan, seperti bioplastik atau kemasan dari rumput laut.
- Melakukan riset dan monitoring terhadap tingkat pencemaran mikroplastik di laut dan dalam produk makanan.
- Mengkampanyekan gerakan peduli laut di kalangan anak muda dan komunitas pesisir.
Penutup
Sampah plastik bukan hanya mencemari lingkungan, tapi juga mengancam kesehatan makhluk hidup, termasuk manusia. Mikroplastik dalam ikan adalah pengingat bahwa apa yang kita buang ke alam pada akhirnya akan kembali kepada kita. Sudah saatnya kita semua lebih sadar dan bertindak nyata untuk mengurangi jejak plastik dalam kehidupan sehari-hari. Melindungi laut berarti juga melindungi diri kita sendiri.