
“Hari ini kita berdiskusi soal bagaimana pembiayaan. Bagaimana SMF dan Tapera tetap integritas hati-hatinya mesti nomor satu tetapi kapasitasnya paling besar. Bagaimananya juga ada introspeksi dalam dan juga bagaimana juga bisa makin dicintai rakyat,” ujar Ara di Gedung AA Maramis Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2024).
Hal itu diungkapkan dalam Dialog ‘Solusi Pendanaan dana 3 Juta Rumah’. Kegiatan ini digelar bareng dengan BP Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF.
Dalam peluang itu, ia menyampaikan adanya penurunan APBN untuk Kementerian PKP, tetapi ada peningkatan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Ia pun menganjurkan biar Kementerian Keuangan bisa memperbesar kuota FLPP menjadi 500 ribu unit di 2025 mendatang.
“500 ribu (BTN) siap FLPP buat pengembang, ya paling nggak 500 ribu. Terus terperinci FLPP ini jadwal yang bagus,” katanya.
Baca Juga : Mendagri Soroti Budget Stunting Rp 10 M Namun Rp 6 M
Ara pun meminta biar jadwal FLPP telah bisa diluncurkan pada Januari 2025 mendatang. Menurutnya, kian cepat penyaluran Penyelesaian Dana 3 Juta FLPP akan kian bagus.
“Minta tolong terhadap departemen keuangan jikalau boleh Januari kita telah luncurkan jadwal FLPP,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT BTN (Persero) Tbk Nixon LP Natipulu menyampaikan ketika ini masih ada 44 ribu rumah yang siap diakadkan, tetapi tidak dapat karena kekurangan kuota FLPP. Adapun total potensi BTN untuk penyaluran FLPP sebesar 631.978 unit.
“Sebelumnya sejarah KPR subsidi senantiasa kelemahan kuota kecuali di tahun 2020 alasannya yakni COVID pertama. Itu pun tambahannya yang tidak habis,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia menganjurkan biar subsidi KPR yang sebelumnya 20 tahun sanggup dikurangi menjadi 10 tahun saja. Kemudian, tenor KPR diperpanjang menjadi 30 tahun.
Di samping itu, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF Ananta Wiyogo menyampaikan perlunya pembicaraan untuk mencari penyelesaian akan aneka macam kemungkinan pendanaan Program 3 Juta rumah. Dialog tersebut untuk mencari langkah kreatif dengan menyaksikan kapasitas pasar modal, pendanaan off shore sampai pendanaan dari luar negeri.
“SMF selaku liquidity provider menyaksikan adanya potensi optimalisasi recycling aset pembiayaan perumahan guna mendorong perbankan di sektor perumahan. Sampai ketika ini total kredit pembiayaan perumahan terhadap total revenue keseluruhan gres 8%,” ujarnya.
Kemudian Komisioner BP Tapera Heru Pudyo menyampaikan jadwal 3 juta memerlukan partisipasi aktif penduduk dan swasta. BP Tapera akan menghasilkan bagan dan taktik biar simpanan perumahan rakyat lebih menawan dan tidak dibenci oleh masyarakat.
“Saat ini sedang menyusun jenis tapera yang lebih menawan bagi penerima tapera meskipun masih memerlukan bantuan regulasi,” tuturnya.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban yang mewakili wakil menteri keuangan menyodorkan intinya kementerian keuangan akan mendukung percepatan Program 3 Juta Rumah. Ia selaku Dirjen Kekayaan Negara siap mengontribusikan aset negara untuk jadwal tersebut.
“Aset yang dimiliki oleh pemerintah yang dapat kita kontribusikan untuk jadwal perumahan, kita akan laksanakan itu. Sekali lagi impian kami bahwa kita bisa merealisasikan jadwal ini untuk rakyat,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ara menyampaikan akan berjumpa dengan Menteri Keuangan (Menkeu). Ia ingin membahas soal kuota KPR subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Hari Senin kita akan mengatakan dengan Kementerian Keuangan. Kita akan pakai data yang terukur, kesiapan BTN, kesiapan pengembang dan pastinya mesti dicek marketnya. Kita mesti menyaksikan secara keseluruhan, kesanggupan fiskal negara. Selama ini FLPP berapa? 300 ribu ya? Kita usahakan ada peningkatan. Kita akan diskusi dengan departemen-departemen keuangan, Sri Mulyani, Wamen,” kata Ara dijumpai seusai hadir dalam jadwal penyaluran KPR BTN di Serang pada Kamis (12/12) lalu.
Ia meminta biar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, sampai BP Tapera hadir dalam konferensi tersebut.