Dunia perfilman Indonesia kembali diramaikan dengan kabar menggembirakan: aktor muda berbakat Angga Yunanda dan aktris dengan pesona kuat, Shenina Cinnamon, akan bermain dalam sebuah film thriller psikologis baru yang saat ini masih dalam tahap produksi. Kehadiran dua nama besar ini dalam satu proyek film telah menimbulkan antusiasme luar biasa di kalangan penggemar film tanah air.
Kolaborasi Perdana yang Dinanti
Ini akan menjadi kolaborasi perdana Angga dan Shenina dalam genre thriller psikologis, sebuah jenis film yang semakin digemari oleh penonton Indonesia karena menawarkan kedalaman cerita dan ketegangan emosional yang intens. Keduanya dikenal sebagai aktor dan aktris yang memiliki spektrum akting luas, mampu memainkan peran kompleks dengan sangat baik.
Angga Yunanda sebelumnya sukses mencuri perhatian lewat perannya dalam “Mencuri Raden Saleh” dan “Dua Garis Biru”, sementara Shenina Cinnamon memukau kritikus lewat penampilannya di “Penyalin Cahaya”, film peraih Piala Citra 2021. Kehadiran mereka dalam satu layar menjadi jaminan kualitas baik dari sisi akting maupun emosi yang mendalam.
Sinopsis dan Tema Cerita
Film ini masih dirahasiakan judulnya, namun beberapa informasi bocoran telah beredar. Cerita berpusat pada seorang pemuda bernama Arga (diperankan oleh Angga Yunanda) yang mengalami trauma masa kecil dan mulai mengalami distorsi realitas saat mencoba mengungkap misteri hilangnya sang adik. Di sisi lain, Shenina Cinnamon memerankan karakter psikolog muda bernama Laras, yang mencoba membantu Arga menghadapi gangguan mentalnya, namun justru terseret dalam permainan psikologis yang jauh lebih dalam dan berbahaya.
Film ini disebut akan menggambarkan perjalanan mental dan emosi, serta memperlihatkan batas kabur antara kenyataan dan delusi. Dengan latar gelap dan visual yang simbolis, film ini diklaim mampu membawa penonton ke dalam labirin pikiran manusia.
Disutradarai Oleh Nama Besar
Film ini disutradarai oleh Timo Tjahjanto, yang dikenal dengan film-film bergenre horor dan aksi seperti “The Night Comes for Us” dan “May the Devil Take You”. Timo mengatakan bahwa film ini akan menjadi eksperimen naratif yang berbeda dari karya-karyanya sebelumnya.
“Saya ingin membuat sesuatu yang lebih sunyi, lebih dalam secara psikologis. Film ini tidak hanya menyeramkan, tapi juga membuat penonton mempertanyakan realitas mereka sendiri,” ujar Timo dalam wawancara dengan media hiburan lokal.
Tantangan Akting yang Berbeda
Baik Angga maupun Shenina mengaku bahwa peran mereka kali ini menjadi salah satu yang paling menantang sepanjang karier mereka. Dalam konferensi pers awal Maret lalu, Angga mengatakan bahwa ia melakukan banyak riset tentang psikologi trauma dan skizofrenia agar dapat memerankan Arga dengan autentik.
“Saya ingin benar-benar memahami seperti apa rasanya ketika pikiran mulai berkhianat terhadap diri sendiri,” ujarnya.
Sementara Shenina mengaku melakukan pendekatan berbeda dalam membawakan tokoh Laras. “Karakter saya tidak hanya harus memahami trauma orang lain, tapi juga membawa beban trauma dirinya sendiri,” katanya. Ia juga mengungkapkan bahwa proses syuting cukup intens, dengan banyak adegan emosional dan ruang syuting yang dibangun untuk mendukung nuansa claustrophobic.
artikel lainnya : Kementerian Keuangan Indonesia Sri Mulyani, Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,3% pada 2023
Potensi Menuju Festival Film
Menurut kabar yang beredar, film ini juga tengah dipersiapkan untuk masuk ke festival film internasional, termasuk Busan International Film Festival dan Sundance Film Festival. Produser mengatakan bahwa tim produksi sedang melakukan finalisasi tahap editing dan sound design yang akan menunjang aspek atmosfer film.
“Kami tidak hanya ingin film ini tayang secara luas di bioskop, tapi juga membuka pintu internasional bagi perfilman Indonesia,” jelas produser, Mira Lesmana.