Platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kembali membuat langkah mengejutkan di dunia digital. Setelah melalui transformasi besar di bawah kepemilikan Elon Musk, kini X memperkenalkan fitur panggilan suara dan video. Penambahan fitur ini menandai pergeseran besar dari identitas awal Twitter sebagai platform mikroblogging menjadi aplikasi multifungsi yang menyaingi WhatsApp, Telegram, hingga WeChat.
Perubahan Identitas Twitter Menjadi X
Sejak Elon Musk mengakuisisi Twitter pada akhir 2022, serangkaian perubahan dramatis telah terjadi. Salah satu yang paling mencolok adalah penggantian nama dan logo Twitter menjadi X pada pertengahan 2023. Langkah ini bukan hanya rebranding kosmetik, melainkan bagian dari visi Musk untuk menciptakan “aplikasi segalanya” atau super app yang mencakup jejaring sosial, transaksi keuangan, komunikasi pribadi, dan hiburan.
Dalam berbagai kesempatan, Musk menyebut X akan berkembang menjadi platform yang mengintegrasikan berbagai layanan digital dalam satu aplikasi. Penambahan fitur panggilan suara dan video adalah salah satu pilar utama dalam realisasi visi tersebut.
Panggilan Suara dan Video: Fitur Baru, Pengalaman Baru
Fitur panggilan suara dan video telah dirilis secara bertahap kepada pengguna X, terutama mereka yang telah berlangganan layanan X Premium (sebelumnya Twitter Blue). Fitur ini tersedia langsung dalam Direct Message (DM), sehingga pengguna bisa melakukan panggilan kepada orang yang sudah mereka kenal atau izinkan.
Berikut beberapa poin penting tentang fitur baru ini:
- Akses Melalui DM: Untuk melakukan panggilan, pengguna cukup membuka jendela pesan langsung (DM), kemudian mengetuk ikon telepon atau video di sudut kanan atas.
- Pengaturan Privasi: X memberikan kontrol penuh kepada pengguna untuk mengatur siapa saja yang dapat menghubungi mereka. Pilihannya bisa dibatasi hanya untuk orang yang diikuti, akun terverifikasi, atau terbuka untuk semua pengguna.
- Tanpa Nomor Telepon: Berbeda dengan layanan lain seperti WhatsApp, pengguna X tidak perlu berbagi nomor telepon untuk melakukan panggilan. Cukup melalui akun X yang saling terhubung.
Dengan fitur ini, pengguna X kini bisa menikmati pengalaman komunikasi yang lebih lengkap—dari sekadar menulis postingan hingga berbincang langsung dengan suara dan video.
artikel lain : Startup Indonesia Buat Teknologi Mirip ChatGPT AI
Strategi untuk Menarik Pengguna Premium
Satu hal yang menonjol dari peluncuran fitur panggilan ini adalah keterbatasannya hanya untuk pengguna X Premium. Strategi ini dinilai sebagai upaya untuk:
- Meningkatkan Jumlah Pelanggan Berbayar
Dengan memberikan fitur eksklusif hanya kepada pengguna Premium, X mencoba mendorong lebih banyak pengguna untuk membayar layanan berlangganan mereka, yang juga memberikan keuntungan lain seperti centang biru, pengurangan iklan, hingga akses ke konten premium. - Membentuk Ekosistem Tertutup dan Loyal
Dengan fitur komunikasi canggih yang hanya tersedia di dalam platform, X ingin menciptakan lingkungan yang membuat pengguna lebih lama berada di aplikasi mereka.
Namun, strategi ini juga menuai kritik. Beberapa pengguna merasa fitur komunikasi dasar seperti panggilan seharusnya tersedia untuk semua, bukan hanya yang membayar.
Dampak Terhadap Lanskap Media Sosial
Penambahan fitur ini membuat X kini bersaing langsung dengan layanan pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, Messenger, dan bahkan Zoom dalam konteks panggilan video. Dengan lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan, X memiliki potensi besar untuk membentuk ulang cara orang berkomunikasi secara digital.
Selain itu, integrasi fitur komunikasi ke dalam media sosial juga mencerminkan tren global di mana pengguna ingin semua kebutuhannya—berbagi informasi, bertransaksi, hingga berkomunikasi langsung—dapat dilakukan dalam satu platform.
Menuju Super App Global?
Fitur panggilan suara dan video hanyalah awal. Dalam beberapa bocoran dan pernyataan Musk, X juga tengah mengembangkan fitur-fitur lain seperti:
- Pembayaran dan Dompet Digital
- Live streaming dan konten video panjang
- Pasar online (e-commerce)
- Integrasi kecerdasan buatan (AI) untuk moderasi dan interaksi
Semua ini mengarah pada satu tujuan besar: menjadikan X sebagai super app global yang tidak hanya sekadar platform media sosial, tetapi juga pusat dari berbagai aktivitas digital harian.
Tantangan dan Potensi
Meskipun ambisi X besar, jalan untuk menjadi super app tidak mudah. Ada beberapa tantangan utama yang perlu dihadapi:
- Kepercayaan Publik: Perubahan drastis yang dilakukan Musk menuai pro dan kontra. Isu keamanan data dan moderasi konten tetap menjadi sorotan.
- Kompetisi Ketat: X harus bersaing dengan raksasa mapan seperti Meta, Google, hingga aplikasi lokal seperti LINE atau Grab yang telah lebih dahulu mengembangkan fitur-fitur serupa.
- Adaptasi Pengguna: Banyak pengguna Twitter lama yang masih merasa asing dengan berbagai perubahan di X. Perlu pendekatan yang halus agar perubahan ini diterima luas.
Namun, di sisi lain, potensi X sangat besar. Jika Musk dan timnya berhasil menghadirkan inovasi yang relevan dan efisien, X bisa menjadi aplikasi revolusioner yang mengubah cara manusia berinteraksi secara digital.